Sebuah tradisi yang sangat melekat dalam masyarakat pesantren, tradisi yang saat ini mungkin sebagian pesantren masih melanggengkannya, yaitu Roan atau kerja bakti membersihkan lingkungan pesantren.
Kegiatan yang entah kapan mulai dikenal ini, mungkin berpuluh atau berabad tahun yang lalu. Sudah sangat kental dalam dunia pesantren. Bahu membahu untuk menjadikan tempat tinggal belajar mereka terasa nyaman untuk di singgahi.
Dalam perkembangannya sampai saat ini, apakah kegiatan ini masih berjalan dengan penuh keikhlasan dari para pelakunya, demi pengabdiannya terhadap pesantren?
***
Ada wacana menarik yang pernah penulis ketahui. Bahwa Roan adalah sarana seorang santri untuk membersihkan hati. Wacana seperti ini di dapat dari seorang putra yai yang sekarang membantu ayahnya untuk mengasuh pesantren.
Roan adalah sarana seorang santri untuk membersihkan hati.
Kalau mau memahami lebih dalam dan hati-hati, akan banyak ditarik kesimpulan.
Pertama, Roan bukanlah sarana untuk membersihkan lingkungan pondok semata, melainkan sebuah pengabdian kita yang pertama kali dalam sebuah masyarakat kecil yang kita ikuti.
Kedua, Roan sebagai wujud ketawadlu’an dan kepatuhan santri terhadap sang pemelihara Ruh mereka. Dan yang
Ketiga inilah yang boleh anda percaya atau tidak, bahwa roan sama dengan membersihkan hati.
Dan itulah sebagian kesimpulan yang dapat penulis tarik sebagai contoh. Ada banyak Tokoh santri yang pernah penulis temui di era 2007-an. Dari beberapa tokoh tersebut bukanlah orang yang hanya menjadikan sarana belajar sebagai satu-satunya cara untuk menjadi orang yang pandai, tetapi mereka menjadikan waktunya untuk dapat berkhidmah dengan lingkungan mereka.
Banyak perbedaan dan perubahan yang mencolok mulai dari era 2007-an sampai sekarang. Pada era tersebut, keserasian belajar dan khidmah dapat berjalan berimbang tanpa menitik beratkan satu hal. Tapi saat ini lebih mencondongkan dalam penyumbatan otak yang mengakibatkan seseorang menjadi Klowor.
Alhasil, Roan disini tidak hanya di artikan dalam kerjabakti yang di lakukan setiap hari jumuah saja. Melainkan dalam hal perwujudan kebersamaan untuk menciptakan sebuah keindahan yang akhirnya berdampak pada diri masing-masing. Karena hal yang sepele ini dapat menjadi sarana untuk membersihkan hati, meskipun hal ini sulit diterima. Selamat menjalankan Roan.
Bagikan
ROAN=IJAZAH PADANG ATI
4/
5
Oleh
Admin