Showing posts with label sastra. Show all posts
Showing posts with label sastra. Show all posts

Sunday, January 13, 2019

Lomba Cipta Karya Puisi Nasional


Hallo guys

Berita baik untuk seluruh pecinta sastra, Laskar Pujangga mengadakan acara Mahakarya Laskar Pujangga II (MANGGA II)
Maha Karya Laskar Pujangga (MANGGA)  hadir kembali di tahun 2019, dengan tema
"Melangitkan Asa Dalam Bingkai Sastra"

Pastinya,  MANGGA kali ini ga kalah awesome dengan MANGGA sebelumnya
MANGGA II akan menghadirkan lomba yang tentunya bisa membuat semangat para pecinta sastra bergejolak hingga ke titik didih yang paling panas

Nah, pastinya udah gak sabar kan untuk berpartisipasi di acara ini?  Berikut beberapa info penting tentang MANGGA II:

A. Perlombaan
🎉🎉 Cipta Puisi Nasional 🎉🎉

B. Tema lomba cipta puisi
♥️"Harapan"♥️

C. Pendaftaran
📆 Hari/Tanggal: Sabtu, 12 Januari-Selasa, 12 Februari 2019

D. Cara pendaftaran (Online)
 👉 Isi formulir di: http://bit.ly/2EkzAWb (satu formulir untuk satu alamat)
👉 Membayar biaya Registrasi sebesar Rp.35.000  ke rekening :
👉 BNI 450238906 an. Khusnul Khotimah
👉 BRI 122901010467502 an. Marisa Rakhmashifa
👉 konfirmasi ke kontak yang telah tertera dengan menyertakan bukti transfer

E. Hadiah
🥇Juara 1: Uang tunai Rp. 1.000.000 dan e-sertifikat
🥈 Juara 2: Uang tunai Rp. 750.000 dan e-sertifikat
🥉 Juara 3: Uang tunai Rp. 500.000 dan e-sertifikat
📝 E-sertifikat untuk semua peserta

F. Persyaratan
⭕ Wajib memfollow ig @laskarpujangga_
⭕ Membagikan pamflet lomba lalu mention 5 teman dan tag instagram @laskarpujangga_ serta  bagikan info lomba ke 5 grup whatsapp/line. Kirimkan bukti berupa screenshot ke narahubung
⭕ Hastag #Laskarpujangga #dengansastraakumenggetarkandunia #mahakaryalp2 #lombapuisionlinelp #harapan


Nah begitulah sedikit info tentang MANGGA 2019, info lanjutan bisa cek terus di:

Ig:
@Laskarpujangga_
@Laskarpujangga_

CP:
📞 0851 031 751 66 (Ike)
📞 0853 390 727 50 (Cahya)


Sekian dan terimakasih
Partisipasi anda sangat kami harapkan

🔊Laskar Pujangga
_Dengan Sastra Aku Menggetarkan Dunia_

Selamat Berkarya💙💚

Baca selengkapnya

Thursday, July 26, 2018

Alaá Bidzikrillaáhi Tathmainnul Quluúb


: mengingatMu aku syahdu

dalam tiap hela aku sering lupa
dalam tiap kedip aku terlena
pada keutuhan jiwa
hingga aku sering terseok kemana-mana

dalam duduk, jongkok hingga tergeletak
nafsu dan birahi sering tak terpetak

hingga hati yang terlahir sebagai fitrah murni
tercerabut berkelabut
terlepas menghilang lepas

bagaimana tercipta ketenangan
kalau mengingatmu saja aku sering menghilang

Sempalwadak, 14 Dzulqo'dah 1439 H

Baca selengkapnya

Saturday, June 16, 2018

Wednesday, November 22, 2017

Diseperempat Ayat

diseperempat ayat, kupandang wajahmu lekat
mengeja alis dan bibirmu yang manis
membaca tiap harakat matamu yang memancar isyarat

tak bisa kuberhenti


Baca selengkapnya

LOMBA CIPTA PUISI ASEAN-2 2018

DEMA FTIK IAIN Purwokerto
Proudly present LOMBA CIPTA PUISI ASEAN-2 2018

Setelah sukses menggelar LCP ASEAN-1 2017 kami kembali lagi dengan lebih fresh, new, dan lebih keren lagi.
Dengan mengusung tema 'PERDAMAIAN' kami mengundang segenap warga negara ASEAN untuk berpartisipasi mengirimkan puisi terbaiknya dalam acara LOMBA CIPTA PUISI ASEAN-2 2018.
100 karya terbaik akan dibukukan dalam “Kumpulan Sajak Penyair ASEAN-2” dan menjadi tamu istimewa saat launching buku yang bertepatan dengan acara Temu Penyair ASEAN Jilid 2 di IAIN Purwokerto.


Baca selengkapnya

Wednesday, May 10, 2017

Perkembangan Teater di Demak Mati Suri

Fuad (tengah) salah satu pemain dari Demakomunal yang pentas spontanitas (Foto: Yosua)
Fuadladotcom - Perkembangan seni teater di Kabupaten Demak sedang mengalami kefakuman dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hal itu berpengaruh pada minimnya pementasan-pementasan yang menghibur dan sarat makna di tengah-tengah masyarakat. Demikian itu yang dikatakan oleh Sutikno, salah satu pegiat teater di Kabupaten Demak kepada Fuadladotcom setelah menyaksikan pentas teater Kuncup Mekar di Citra Alam Pondok Inap, Jumat (5/5) malam.



“Diakui atau tidak, 10 tahun kebelakang teater di Demak sedang miskin kreatifitas hal itu terbukti dengan tidak adanya regenerasi yang baik yang berimbas pada minimnya pentas teater,” katanya.

Ngatmo, salah satu pemain Teater Kuncup Mekar (Foto: Evin)

Sutikno mengatakan, jika kefakuman tersebut disebabkan oleh beberapa hal sehingga dalam perkembangannya diakui harus tertinggal dengan kota-kota tetangga seperti Jepara, Kudus dan Semarang. Minimnya apresiasi dari berbagai pihak dan institusi cukup berpengaruh dengan hal tersebut, mulai dukungan dari orang tua, institusi sekolah, bahkan pemerintah itu sendiri. “Sudahkan kesenian itu menjadi sebuah prioritas dari bagian dari sebuah pembangunan atau belum. Padahal dengan sedikit perhatian dan sentuhan saja, saya kira akan sangat berpengaruh terhadap kreatifitas pemuda Demak,” ujar pegiat Toh Teater itu.



Diakui, keterbatasan ruang untuk berproses di Demak masih menjadi kendala teknis, namun diluar itu persoalan mentalitas dari para pegiat teater di Demak sendiri banyak yang belum terasah meskipun ada beberapa karya sudah diakui dan diterima di sebagian kalangan. “Di Kecamatan Wedung misalnya, pentas sudah sering dilakukan dan hasilnya memang bagus, namun keberanian untuk berkreatifitas lebih di lingkup yang lebih besar masih belum pernah coba,” ungkapnya.



Teater Kuncup Mekar sendiri mementaskan naskah yang berjudul Chanda yang mana didalamnya mencoba mengingatkan kembali penonton kepada permainan tradisional dan dolanan-dolanan anak. Edi Sukirno yang merupakan sutradara pementasan, menuturkan jika dipilihnya Demak bukan tanpa alasan yaitu menghidupkan kembali geliat seni teater di Kota Wali. “Kami melihat perkembangan teater di Demak sedang mati suri, namun dengan pentas ini diharapkan masyarakat akan melihat bahwa teater adalah hal yang menyenangkan, disamping itu ada banyak hal yang bisa diambil salah satunya yaitu karakter kedisipilinan,” ujarnya.



Sementara itu, Fuad Lathif, salah satu pelaku kreatif Demakomunal. Berharap dengan pentasnya teater asal Kota Kudus tersebut, diharapkan akan menjadi sebuah stimulan untuk perkembangan teater di Demak. Dengan begitu, animo penonton pun juga meningkat dan tentunya akan muncul wadah-wadah baru khususnya bagi pemuda untuk berekspresi dan tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. “Sudah ada perencanaan dan komitmen untuk kedepan, namun yang terpenting saat ini ialah saling berkomunikasi terlebih dahulu sebelum akhirnya melakukan pementasan sendiri,” ujar warga Wonosalam yang juga pegiat seni itu.


Reportase Abdul Wahab
Baca selengkapnya