BRANDAL IMAN
Udara malam membuatku keluar dari rumah. Pergi nongkrong dengan anak-anak yang tak ada pekerjaan bagi mereka. Yang tak ada kata sekolah bagi mereka. Karena berganti-gantinya kurikulum yang tak menentu dan tak membuat mereka menjadi pandai, tapi membuat pikiran mereka tambah pusing. Dan juga disertai biaya sekolah yang terus naik tiada henti, membuat mereka tak bisa membayarnya. Karena mereka berada dalam keluarga yang kurang mampu. Toh kalau mungkin ada bantuan hanya sekelumit. Mereka hanya bisa mencari jati diri mereka sendiri, tanpa sentuhan kelompok lain yang mereka anggap merugikan.
Tetapi terhadap masalah keagamaan mereka masih memperdalamnya kepada seorang ustadz di kampung sebelah mereka. Banyak orang yang menganggapnya orang yang tak bermoral. Oleh karena itu mereka lebih suka menganggap dirinya sebagai Brandal Iman.